Update Detail
Review kamera mirrorless Samsung NX300
Tanggal publikasi: 28-08-2014 17:08:41, Kontributor: Erwin Mulyadi

Dalam rangka acara workshop Samsung NX di Bandung Juni kemarin, saya berkesempatan untuk mencoba kamera  mirrorless  Samsung  NX300 dengan beberapa lensanya seperti lensa kit 18-55mm OIS, lensa tele 55-200mm OIS dan lensa fix 45mm f/1.8 selama beberapa hari. Kamera ukuran kompak ini membuat saya antusias karena fitur yang ditawarkan cukup banyak seperti sensor APS-C 20 MP, kemampuan burst 8,6 foto per detik, auto fokus hybrid dan layar Amoled yang touch-sensitive.

Samsung NX300

Desain kamera Samsung NX300 mengesankan sebuah perpaduan antara desain modern dan klasik dengan bagian atasnya berbahan logam dan bodinya berbungkus karet hitam bertekstur, bagian belakang dominan plastik. Saya suka grip kamera ini yang cukup besar sehingga aman digenggam tanpa takut meleset. Roda mode kamera (PASM dsb) ditempatkan di pojok atas kanan yang saya rasa tepat, tapi roda untuk mengganti setting saya rasa terlalu kecil dan bahannya plastik. Disertakan juga sebuah flash eksternal yang kecil dan mengambil tenaga dari baterai kamera, lalu sebuah kabel charger mirip seperti charger ponsel yang langsung dicolok ke port USB kamera (in-camera charging).

Samsung NX300 back flip

Layar Amoled 3 inci yang berjenis touch sensitive di kamera ini bisa dilipat ke atas dan ke bawah untuk komposisi foto dengan sudut yang sulit. Warna dan kejernihan layar sangat baik, demikian juga dengan kepekaan layar terhadap sentuhan. Kita bisa mengatur setting kamera, memilih titik fokus hingga memotret dengan menyentuh layar. Saat melihat hasil foto, seperti di ponsel Android misalnya, kita bisa pinch (cubit) layar untuk zoom dan geser jari di layar untuk berganti foto. Sayangnya tidak ada jendela bidik elektronik di kamera ini, ataupun aksesori jendela bidik eksternal yang dibuat oleh Samsung, sehingga setiap saat untuk komposisi foto mengandalkan layar utama saja (yang akan lebih menguras baterai). Untungnya karena layar berjenis Amoled maka tetap terlihat jelas walau dipakai dibawah cahaya matahari yang menyorot dari atas.

Yang unik di Samsung NX

Tombol i-Fn di lensa saya pikir adalah hal unik yang berguna. Dengan menekan tombol ini, kita bisa mengganti banyak hal seperti ISO, kompensasi eksposur, WB dan sebagainya hanya dengan memutar cincin fokus di lensa. Logikanya saat mode fokus di lensa dalam posisi AF, maka cincin ini jadi tidak berfungsi sehingga dimanfaatkan dengan baik oleh Samsung melalui i-Fn ini. Barulah saat mode fokus di lensa dipindah ke MF maka cincin ini akan berfungsi sebagai manual fokus dan sekaligus di layar bisa dimunculkan focus peaking untuk membantu kita.

Hal unik lain di kamera  Samsung adalah sejalan dengan visi smart camera, dimana banyak hal yang berhubungan dengan kamera cerdas, misalnya smart Autosmart filter, smart DR (dynamic range) dan konektivitas lengkap (auto share, backup, social media, email, DLNA dan remote capture) mengandalkan WiFi dan NFC.

Fitur dasar Samsung NX300

Setiap kamera di segmen yang sama biasanya ada kemiripan, yaitu spek dan fitur dasarnya akan dibuat sesuai segmen / harga dan tren pada jamannya. Maka Samsung NX300 juga bisa kita tinjau fitur dan spek dasarnya yaitu :

  • sensor APS-C, 20 MP CMOS
  • mount lensa NX, crop factor 1,5x
  • 105 titik pendeteksi fasa di sensor
  • shutter max 1/6000 detik, flash sync 1/180 detik
  • ISO 100-25600
  • burst max 8,6 fps full res (atau lebih cepat dalam low res)
  • full HD, 60p
  • file RAW dan JPG (SF, F, N)
  • WB preset, WB measure, WB kelvin
  • multi, center dan spot meter
  • fitur penyeimbang kontras (dynamic range)
  • flash mode 1st dan 2nd curtain, bisa kompensasi flash exp.
  • AE dan WB bracketing
  • sensor cleaning
  • level gauge (virtual horizon)

Saya suka saat mengetahui kamera ini dilengkapi dengan fitur dasar seperti di atas, misal bisa memilih kelvin untuk akurasi WB, ada level gauge supaya foto tidak miring dan fitur lain yang lebih baik dari beberapa kamera DSLR yang harganya setara (misal bisa 1/6000 detik dan burst 8,9 fps). Hal lainnya saya pikir standar saja seperti metering, ISO, fitur video dan bracketing, toh di kamera lain juga kurang lebih sama. Tidak ada kekurangan fatal dari spek kamera Samsung NX300, baik dari sensor, shutter, prosesor, fitur dan kinerjanya kecuali pemakaian flash yang terpisah kadang agak merepotkan (ukurannya yang kecil beresiko terselip atau hilang), dan saat tidak dibawa maka tidak ada cara lain untuk menembakkan flash.

Hasil pengujian

Hasil foto

Tak lengkap sebuah review bila tidak dibuktikan dengan pengujian langsung. Dari hasil foto tak ada kejutan apapun, kamera ini memberi hasil foto yang baik sesuai ekspektasi awal. Sensor APS-C dengan resolusi 20 MP sudah memberi jaminan kualitas hasil foto yang tinggi dan setara dengan kamera DSLR kebanyakan.

Untuk menghemat bandwidth, foto saya resize tapi disertakan juga link ke foto ukuran asli tanpa diedit yang disimpan di flickr untuk memastikan detail ketajaman lensa dan sensor.

ISO 100, f/5,6, 1/200 detik, fokal 18mm, flickr :

SAMSUNG CSC

100% crop :

SAMSUNG CSC

Mode vivid colors, ISO 1600, f/5, 1/60 detik, fokal 42mm, flickr :

SAMSUNG CSC

dan inilah 100% cropnya (terlihat masih detil dan bebas noise walau ISO 1600) :

SAMSUNG CSC

Auto fokus

Hal paling membuat penasaran saya tentu adalah seberapa cepat kamera ini mengunci fokus, bahkan di tempat agak gelap sekalipun. Lampu AF berwarna hijau cukup membantu sehingga saat gelap dia akan menyala, membuat NX300 masih cepat dalam mengunci fokus. Mode fokus bisa dirubah dari S-AF ke C-AF untuk terus mencari dan mengikuti fokus ke benda bergerak. Berkat hybrid AF, saat mode S-AF pencarian fokus jadi cepat, akurat dan tidak tampak hunting seperti kamera non DSLR lainnya. Di mode C-AF selama tombol rana ditahan setengah maka kamera terus menjaga fokus terhadap obyek yang bergerak tanpa kesulitan apapun.

Fokus kontinu untuk benda bergerak, 1/40 detik f/4,5 ISO 100, mode C-AF, flickr :

SAMSUNG CSC

Selain itu kita bisa beralih dari focus area multi ke single AF, atau deteksi wajah (bahkan deteksi wajah selfie). Uniknya (dan ini hal yang bagus), di mode multi AF, kita tetap bisa memilih satu area yang ingin difokus dengan menyentuh layar. Jadi misal kita akan memotret orang yang memegang bunga, dengan mode multi AF kamera salah memilih fokus ke bunga dan bila kita ingin fokus ke wajah orang maka tinggal sentuh wajah orang di layar saja maka kamera akan membatalkan fokus ke bunga dan beralih ke wajah orang.

Akurasi fokus dengan deteksi fasa terlihat saat kamera berhasil mengunci fokus ke obyek walaupun latar belakangnya kontras (biasanya kamera non DSLR akan kesulitan memotret seperti ini) :

Lensa 55-200mm di posisi 200mm, shutter 1/125 detik, f/5.6, ISO 800 OIS on, flickr :

SAMSUNG CSC

dan ini 100% crop :

SAMSUNG CSC

Kemudian dengan lensa fix 45mm f/1,8 flickr :

SAMSUNG CSC

dan inilah 100% crop, dalam bukaan maksimal f/1.8 lensa 45mm ini masih terlihat tajam :

SAMSUNG CSC

Fitur lain yang saya coba adalah Smart mode dengan pilihan Rich Tones. Di layar tertulis penjelasan :

Captures and merges multiple images in various exposures to create soft and rich colors.

Kira-kira artinya mode ini akan menangkap beberapa foto yang berbeda eksposur/terang gelap untuk digabung sehingga menghasilkan warna yang kaya dan lembut, kurang lebih hampir sama dengan teknik HDR (di kamera NX300 ini juga punya beberapa pilihan tingkat pengaturan dynamic range termasuk HDR). Saya mencoba mengambil dua foto di kondisi kontras, yang pertama diambil dengan mode P dan kedua dengan Smart mode : Rich Tone. Terlihat perbedaannya kan?

Rich tone Samsung NX

Kesimpulan

Tidak mudah mencari kamera lain di kisaran harga yang setara Samsung NX300 (7 jutaan) yang sudah dilengkapi hybrid AF, layar Amoled sentuh, fitur WiFi dan NFC serta kinerja tinggi sampai 8,6 fps. Samsung NX300 yang berada di segmen advanced compact berhasil menunjukkan keseriusannya dalam menggarap fitur kamera sekaligus desain bodi dan tombol yang sesuai harapan. Hasil foto juga tidak ada keluhan berkat sensor APS-C setara DSLR, diuji dengan tiga macam lensa juga memberi hasil yang positif dan tajam. Kinerja kamera termasuk cepat khususnya auto fokus hybrid yang bukan sekedar jargon marketing tapi bisa dibuktikan dalam pengujian nyata. Fitur-fitur lain yang memudahkan khususnya bagi pemula cukup banyak seperti tombol i-Fn di lensa, berbagai pilihan smart mode (scene mode), menu yang mudah dipahami dengan berbagai ilustrasi dan penjelasan. Pemakai yang sudah lebih mahir tentu menyukai fitur lanjutan seperti touch AFfocus peaking, WB kelvin, 2nd curtain sync dan level gauge yang bakal membantu mereka menghasilkan foto yang lebih baik lagi.

Beberapa hal kecil yang memang menjadi kompromi kamera mirrorless (termasukNX300 tentunya) adalah terbatasnya daya tahan baterai yang harus mentenagai layar, WiFi dan prosesor. Saya juga menemui kamera perlu waktu yang agak lama saat memotret burst dengan RAW, dan saya tidak begitu suka sistem flash yang terpisah dan harus dipasang di hot shoe kamera. Tapi secara umum kamera ini memberi impresi sangat positif bagi saya.

 



Review kamera mirrorless Samsung NX300

space for ads

space for ads

space for ads